Panduan Lengkap Tata Cara Tawaf & Sai dalam Ibadah Haji & Umroh (Khusus Jamaah Bandung)

Melaksanakan ibadah Haji dan Umroh merupakan impian setiap Muslim. Perjalanan spiritual ini membutuhkan persiapan lahir dan batin, termasuk memahami tata cara pelaksanaan rukun dan wajibnya agar ibadah diterima di sisi Allah SWT. Dua rukun penting dalam Haji maupun Umroh adalah Tawaf dan Sai. Bagi Anda yang berencana menunaikan Haji atau Umroh dari Bandung, memahami panduan praktis serta dasar-dasar fiqih terkait Tawaf dan Sai akan sangat membantu menciptakan kekhusyukan dan kelancaran ibadah di Tanah Suci. Artikel ini hadir untuk memberikan panduan lengkap langkah demi langkah mengenai tata cara Tawaf dan Sai yang benar, disertai doa-doa yang dianjurkan dan tips praktis, agar Anda dapat menjalankan ibadah ini dengan tenang dan sesuai tuntunan syariat.

Memahami Kedudukan Tawaf dan Sai dalam Ibadah

Tawaf dan Sai memiliki kedudukan yang sangat penting dalam rangkaian ibadah Haji maupun Umroh. Keduanya termasuk dalam **rukun umroh dan haji**, artinya ibadah Umroh atau Haji Anda tidak sah jika kedua rukun ini tidak dilaksanakan dengan benar. Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah di Masjidil Haram sebanyak tujuh putaran, sementara Sai adalah berjalan bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali perjalanan.

Kedua amalan ini bukan sekadar gerakan fisik, melainkan mengandung makna spiritual mendalam yang meneladani sejarah Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan perjuangan Rasulullah SAW. Bagi jamaah yang berangkat dari **Bandung**, persiapan mental dan pemahaman yang matang mengenai pelaksanaan ini sangat krusial mengingat kondisi di Tanah Suci yang mungkin berbeda dengan keseharian kita, terutama terkait kepadatan jamaah. Mari kita telaah panduan lengkapnya.

Baca juga: Manasik Haji Umroh di Bandung: Panduan Penting Calon Jamaah

Panduan Lengkap Pelaksanaan Tawaf

Tawaf adalah salah satu amalan paling mulia yang dilakukan di Baitullah. Mengelilingi Ka’bah merupakan simbol ketaatan total kepada Allah SWT, mengikuti "orbit" alam semesta yang senantiasa berputar mengelilingi pusatnya. Melaksanakan Tawaf dengan benar sesuai syariat adalah fondasi penting.

Baca juga: Wawasan Sejarah Ka’bah Masjidil Haram Bagi Haji Umroh Bandung

Persiapan Sebelum Memulai Tawaf

Sebelum memulai Tawaf, pastikan Anda telah melakukan persiapan krusial ini:

Niat yang Tulus

Niat adalah kunci dalam setiap ibadah. Niat Tawaf harus tulus karena Allah SWT. Jika Anda melaksanakan Umroh, niatnya adalah Tawaf Umroh. Jika melaksanakan Haji, niatnya bisa Tawaf Qudum (bagi yang baru tiba), Tawaf Ifadah (rukun Haji), atau Tawaf Wada’ (bagi yang akan meninggalkan Mekkah). Niat cukup diucapkan di dalam hati atau dilafalkan dengan ringan sebelum memulai putaran pertama di Hajar Aswad. Contoh niat Tawaf Umroh: "Saya niat Tawaf Umroh karena Allah Ta’ala."

Kesucian dari Hadas dan Najis

Syarat sah Tawaf adalah suci dari hadas besar dan hadas kecil, serta suci badan, pakaian, dan tempat dari najis. Ini berarti Anda wajib berwudhu sebelum Tawaf. Wanita yang sedang haid atau nifas tidak diperbolehkan Tawaf. Penting untuk menjaga wudhu selama Tawaf berlangsung. Jika batal wudhu di tengah Tawaf, Anda harus berwudhu kembali dan mengulang Tawaf dari awal (menurut pendapat mayoritas ulama). Oleh karena itu, sebelum Tawaf, pastikan Anda merasa nyaman dan telah buang air jika diperlukan.

Menuju Baitullah dengan Adab

Masuki Masjidil Haram dengan adab yang baik, dahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid. Begitu melihat Ka’bah untuk pertama kalinya, disunnahkan untuk berhenti sejenak, mengangkat tangan, dan membaca doa serta bertakbir. Manfaatkan momen ini untuk memanjatkan doa-doa terbaik Anda, karena ini adalah salah satu waktu mustajab. Kemudian, menuju ke arah Ka’bah untuk memulai Tawaf.

Tata Cara Pelaksanaan Tawaf

Pelaksanaan Tawaf memerlukan konsentrasi dan pemahaman terhadap setiap tahapannya. Berikut adalah langkah demi langkah:

Memulai dari Hajar Aswad

Titik awal Tawaf adalah Hajar Aswad, yaitu batu hitam yang terletak di salah satu sudut Ka’bah. Anda harus memulai Tawaf sejajar atau sedikit di belakang Hajar Aswad.

  • Posisi Awal: Berdirilah menghadap Ka’bah, dengan Hajar Aswad berada di sebelah kanan Anda.
  • Istilam (Memberi Isyarat): Ini adalah sunnah memulai Tawaf. Ada beberapa cara Istilam:
    • Mencium Hajar Aswad (jika memungkinkan dan tidak berdesak-desakan).
    • Menyentuh Hajar Aswad dengan tangan kanan, lalu mencium tangan yang menyentuh tersebut.
    • Jika tidak memungkinkan mendekat, cukup memberi isyarat dari jauh dengan tangan kanan ke arah Hajar Aswad, lalu mencium tangan tersebut. Ini adalah cara yang paling sering dilakukan karena kepadatan jamaah.
  • Saat Istilam, ucapkan: "بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ" (Bismillah wallahu Akbar) atau cukup "اللهُ أَكْبَرُ" (Allahu Akbar).
  • Setelah Istilam pertama, mulailah berjalan ke kanan untuk mengelilingi Ka’bah, menjaga Ka’bah tetap di sisi kiri Anda.

Istilam adalah sunnah, Tawaf tetap sah tanpa Istilam. Penting untuk tidak berdesak-desakan hingga menyakiti diri sendiri atau orang lain demi mencium Hajar Aswad; memberi isyarat dari jauh sudah mencukupi dan lebih utama dalam kondisi ramai.

Mengelilingi Ka’bah Sebanyak Tujuh Putaran

Berjalanlah mengelilingi Ka’bah searah jarum jam jika dilihat dari atas, atau berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari posisi Anda di lantai Tawaf. Ka’bah harus selalu berada di sisi kiri Anda selama 7 putaran. Jalanlah dengan tenang dan khusyuk, sambil memperbanyak doa dan dzikir. Hindari berbicara yang tidak perlu atau bercanda.

Melewati Rukun Yamani

Setelah Hajar Aswad, sudut Ka’bah berikutnya yang Anda lewati (sebelum kembali ke Hajar Aswad) adalah Rukun Yamani. Sudut ini tidak memiliki batu hitam seperti Hajar Aswad.

  • Sunnah Mengusap: Disunnahkan mengusap Rukun Yamani dengan tangan kanan saat melewatinya. Jika tidak memungkinkan untuk mengusap karena ramai, cukup lewati saja, tidak ada isyarat atau cium tangan seperti pada Hajar Aswad.
  • Tidak ada bacaan khusus saat mengusap Rukun Yamani selain "بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ" jika ingin.

Doa Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad

Area antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad adalah tempat yang dianjurkan untuk membaca doa sapu jagat yang terkenal:

"رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ"

(Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzaban nar)

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201).

Doa ini dianjurkan untuk dibaca di setiap putaran saat melewati area ini.

Menghitung Putaran dengan Akurat

Tawaf terdiri dari **7 putaran sempurna** mengelilingi Ka’bah, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Setelah melewati Hajar Aswad untuk yang ketujuh kalinya, berarti Tawaf Anda telah selesai. Menghitung jumlah putaran dengan akurat sangat penting. Anda bisa menggunakan alat bantu seperti tasbih digital, aplikasi di ponsel, atau cukup menghitung dalam hati dengan fokus. Jangan sampai kurang dari 7 putaran, karena Tawaf tidak sah jika kurang.

Amalan Sunnah Saat Tawaf (Khusus Laki-laki)

Beberapa amalan sunnah saat Tawaf yang dianjurkan, khususnya bagi laki-laki pada Tawaf yang diikuti dengan Sai (Tawaf Qudum/Umroh):

  • **Idhtiba’:** Membuka bahu kanan dengan cara meletakkan bagian tengah kain ihram di bawah ketiak kanan dan melemparkan kedua ujungnya di atas bahu kiri. Dilakukan hanya selama 7 putaran Tawaf. Setelah selesai Tawaf, kain ihram dikembalikan seperti semula.
  • **Ramal:** Berjalan cepat atau lari-lari kecil pada 3 putaran pertama Tawaf yang diikuti dengan Sai. Dilakukan di area yang lebih dekat dengan Ka’bah jika memungkinkan. Pada 4 putaran berikutnya, berjalan biasa. Ramal disunnahkan jika kondisi memungkinkan dan tidak mengganggu jamaah lain. Jika terlalu padat, cukup berjalan biasa.
  • **Memperbanyak Doa dan Dzikir:** Sepanjang Tawaf, isi waktu Anda dengan berdoa dan berdzikir. Anda bisa membaca Al-Qur’an, shalawat, istighfar, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, atau memanjatkan doa-doa pribadi dalam bahasa apapun.

Pilihan Doa Selama Tawaf

Meskipun tidak ada keharusan membaca doa spesifik di setiap putaran Tawaf selain doa di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, ada beberapa doa yang dianjurkan atau bisa dibaca. Ini bisa menjadi **panduan doa tawaf lengkap**:

Baca juga: Kumpulan Doa Haji Umroh Mustajab untuk Jamaah Bandung

  • **Saat Memulai (Istilam Hajar Aswad):** "بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ" (Bismillah wallahu Akbar) atau "اللهُ أَكْبَرُ" (Allahu Akbar).
  • **Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad:** "رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ" (Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzaban nar).
  • **Di Maqam Ibrahim (setelah Tawaf):** Sebelum shalat sunnah Tawaf di belakang Maqam Ibrahim, disunnahkan membaca: "وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى" (Wattakhidzu min maqami Ibrahima mushalla) – "Dan jadikanlah sebahagian Maqam Ibrahim tempat shalat." (QS. Al-Baqarah: 125).
  • **Doa Umum Sepanjang Tawaf:** Tidak ada doa spesifik per putaran yang *harus* dibaca. Anda bebas berdoa apa saja yang Anda inginkan. Fokuslah pada kekhusyukan, komunikasi dengan Allah, dan memohon kebaikan dunia akhirat.

Setelah Menyelesaikan Tawaf

Setelah menyelesaikan 7 putaran Tawaf:

  • **Shalat Sunnah Tawaf:** Disunnahkan melaksanakan shalat sunnah dua rakaat setelah Tawaf. Tempat yang paling utama adalah di belakang Maqam Ibrahim. Jika tidak memungkinkan karena padat, Anda bisa shalat di tempat lain di Masjidil Haram. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca Surah Al-Kafirun, dan pada rakaat kedua membaca Surah Al-Ikhlas.
  • **Minum Air Zamzam:** Setelah shalat sunnah, disunnahkan minum air Zamzam dengan niat mencari keberkahan dan kesembuhan, sambil menghadap Ka’bah jika memungkinkan. Ucapkan basmalah sebelum minum dan alhamdulillah setelah minum.
  • Jika Tawaf ini adalah Tawaf Umroh atau Tawaf Qudum dalam Haji Ifrad/Qiran, maka selanjutnya adalah melaksanakan Sai. Jika Tawaf ini adalah Tawaf Ifadah dalam Haji Tamattu’ atau Ifrad/Qiran setelah mabit di Mina, maka selanjutnya adalah Tahallul Awal jika belum, atau amalan Haji lainnya.

Panduan Lengkap Pelaksanaan Sai

Sai adalah rukun selanjutnya setelah Tawaf dalam rangkaian Umroh atau Haji. Sai adalah amalan meneladani langkah Siti Hajar mencari air untuk putranya, Ismail AS, di antara bukit Safa dan Marwah. Perjalanan ini melambangkan perjuangan, kesabaran, dan tawakkal kepada Allah. Memahami **tata cara Sai yang benar** sangat penting untuk kesempurnaan ibadah Anda.

Persiapan Sebelum Memulai Sai

Pelaksanaan Sai dilakukan setelah menyelesaikan Tawaf dan Shalat Sunnah Tawaf (jika memungkinkan).

  • **Dilakukan setelah Tawaf:** Sai dalam Umroh dan Haji Tamattu’ dilakukan setelah Tawaf Umroh. Dalam Haji Ifrad dan Qiran, Sai bisa dilakukan setelah Tawaf Qudum (Sai Haji) atau setelah Tawaf Ifadah.
  • **Menjaga Kesucian:** Meskipun kesucian dari hadas bukan syarat sah Sai (Sai tetap sah meskipun batal wudhu di tengah jalan), disunnahkan untuk melaksanakan Sai dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil agar ibadah lebih sempurna dan khusyuk.
  • **Menuju Bukit Safa:** Sai dimulai dari bukit Safa. Jalur Sai berada di dalam area Masjidil Haram yang kini sudah sangat modern dan berlantai. Ikuti petunjuk arah menuju bukit Safa.

Tata Cara Pelaksanaan Sai

Berikut adalah **tata cara Sai Umroh** dan Haji secara rinci:

Memulai dari Bukit Safa

Begitu sampai di bukit Safa, menghadaplah ke arah Ka’bah (jika posisinya memungkinkan terlihat dari lokasi Anda, biasanya sudah ada tanda panah/garis di lantai).

  • **Membaca Niat:** Niatkan dalam hati atau lafalkan ringan untuk melaksanakan Sai Umroh/Haji karena Allah Ta’ala.
  • **Membaca Doa di Safa:** Menghadap Ka’bah (jika memungkinkan), angkat tangan setinggi telinga seperti saat takbiratul ihram, dan bacalah:

"إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ"

(Innasshofa wal marwata min sya’aairillah, faman hajjal baita awi’tamaro fala junaha ‘alaihi ayyathowwafa bihima, waman tatawwa’a khairan fa innallaha syakirun ‘alim)

Artinya: "Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 158).

  • Setelah itu, menghadap Ka’bah (jika terlihat), bacalah takbir (Allahu Akbar) 3 kali, tahmid (Alhamdulillah) 3 kali, dan tahlil (La ilaha illallah) 3 kali. Kemudian bacalah doa berikut 3 kali (atau seberapapun Anda mampu):

"لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ"

(La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit wa huwa ‘ala kulli syai’in qodir. La ilaha illallah wahdahu anjaza wa’dahu wa nashoro ‘abdahu wa hazamal ahzaba wahdahu)

Artinya: "Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Esa. Dia melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan menghancurkan golongan-golongan (musuh) dengan sendirian."

  • Setelah berdoa di Safa, mulailah berjalan menuju Marwah.

Berjalan Menuju Marwah

Berjalanlah dari Safa ke Marwah melalui jalur yang sudah disediakan. Sepanjang perjalanan, dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir. Anda bisa membaca doa-doa yang Anda hafal, beristighfar, bershalawat, atau berzikir kepada Allah SWT. Tidak ada doa spesifik yang wajib dibaca sepanjang perjalanan, namun memanfaatkan waktu ini untuk berkomunikasi dengan Allah adalah sangat dianjurkan.

Area Lampu Hijau (Sunnah Berlari Kecil bagi Laki-laki)

Di tengah jalur antara Safa dan Marwah, Anda akan melewati area yang ditandai dengan lampu hijau di langit-langit atau dinding. Area ini dulunya adalah lembah, tempat Siti Hajar berlari kecil.

  • Bagi jamaah laki-laki, disunnahkan untuk berjalan cepat atau berlari kecil (disebut *Harwalah*) di area ini hingga melewati area lampu hijau tersebut.
  • Bagi wanita, tidak disunnahkan berlari kecil, cukup berjalan biasa.
  • Setelah melewati area lampu hijau, berjalanlah biasa kembali menuju Marwah.

Tiba di Bukit Marwah

Setelah sampai di bukit Marwah, menghadaplah ke arah Ka’bah (jika memungkinkan, biasanya ada tanda).

  • Ulangi apa yang Anda lakukan di bukit Safa: membaca doa di Marwah dengan bacaan yang sama, mengangkat tangan, dan membaca takbir, tahmid, tahlil, serta doa yang sama seperti di Safa.
  • Perjalanan dari Safa ke Marwah dihitung sebagai satu kali perjalanan.

Kembali ke Safa dan Seterusnya (7 Kali Perjalanan)

Setelah berdoa di Marwah, mulailah berjalan kembali menuju Safa. Perjalanan dari Marwah ke Safa dihitung sebagai putaran/kali perjalanan kedua. Ulangi langkah-langkah di atas (berjalan biasa, berlari kecil di area lampu hijau bagi laki-laki) hingga tiba kembali di Safa. Di Safa, ulangi membaca doa di Safa.

Ulangi proses bolak-balik antara Safa dan Marwah ini hingga mencapai **jumlah perjalanan Sai** sebanyak 7 kali. Sai dimulai dari Safa dan berakhir di Marwah. Jadi, perjalanan ke-7 akan berakhir di bukit Marwah.

Urutannya adalah:

  1. Safa -> Marwah (1)
  2. Marwah -> Safa (2)
  3. Safa -> Marwah (3)
  4. Marwah -> Safa (4)
  5. Safa -> Marwah (5)
  6. Marwah -> Safa (6)
  7. Safa -> Marwah (7) – Berakhir di Marwah

Pilihan Doa Selama Sai

Selain **bacaan doa** saat memulai di Safa dan mengakhiri di Marwah setiap kali tiba, Anda bisa membaca doa-doa umum sepanjang perjalanan antara kedua bukit. Doa di Safa dan Marwah adalah yang utama dan dianjurkan. Doa di antara Safa dan Marwah adalah bebas, bisa memohon apa saja kepada Allah.

Amalan Sunnah Saat Sai

Amalan sunnah utama saat Sai adalah:

  • Berlari kecil (Harwalah) di area lampu hijau bagi laki-laki.
  • Memperbanyak doa dan dzikir sepanjang perjalanan.
  • Melaksanakan Sai dalam keadaan suci (meskipun tidak wajib).

Setelah Menyelesaikan Sai

Setelah menyelesaikan 7 kali perjalanan dan tiba di Marwah, rangkaian ibadah Sai telah selesai. Langkah selanjutnya dalam Umroh atau Haji Tamattu’ adalah Tahallul.

  • **Tahallul:** Tahallul adalah mencukur atau memotong rambut. Bagi laki-laki, disunnahkan mencukur gundul seluruh rambut kepala (menggundul adalah yang paling utama), atau minimal memotong sebagian rambut dari seluruh bagian kepala. Bagi wanita, cukup menggunting sebagian kecil ujung rambut (sekitar seujung jari) dari seluruh bagian kepala.
  • Tahallul menandakan selesainya larangan ihram dalam Umroh. Setelah Tahallul, semua larangan ihram menjadi boleh kembali.

Tips Praktis dan Menghindari Kesalahan Saat Tawaf dan Sai

Melaksanakan Tawaf dan Sai, terutama saat musim Haji atau di waktu-waktu puncak Umroh, bisa menjadi tantangan fisik dan mental karena kepadatan jamaah. Berikut adalah **tips praktis** dan cara menghindari **kesalahan umum** agar ibadah Anda lebih lancar dan sah.

  • **Mengatur Waktu Pelaksanaan:** Jika memungkinkan, hindari jam-jam puncak keramaian seperti setelah shalat fardhu atau sore hari menjelang maghrib. Malam hari atau dini hari seringkali sedikit lebih lengang.
  • **Menjaga Kondisi Fisik dan Hidrasi:** Tawaf dan Sai membutuhkan energi. Pastikan Anda cukup istirahat dan tetap terhidrasi. Bawa bekal air minum secukupnya (air Zamzam banyak tersedia).

Tips Praktis Melaksanakan Tawaf dan Sai dengan Lancar

  • **Mengatur Waktu Pelaksanaan:** Jika memungkinkan, hindari jam-jam puncak keramaian seperti setelah shalat fardhu atau sore hari menjelang maghrib. Malam hari atau dini hari seringkali sedikit lebih lengang.
  • **Menjaga Kondisi Fisik dan Hidrasi:** Tawaf dan Sai membutuhkan energi. Pastikan Anda cukup istirahat dan tetap terhidrasi. Bawa bekal air minum secukupnya (air Zamzam banyak tersedia).
  • **Tetap Bersama Rombongan atau Membuat Janji Titik Temu:** Jika Anda berangkat bersama rombongan **Haji Umroh Bandung**, pastikan Anda tetap bersama pembimbing atau anggota rombongan. Jika terpisah, buatlah janji titik temu yang jelas.
  • **Menggunakan Alas Kaki yang Nyaman:** Anda akan banyak berjalan selama Sai. Kenakan sandal atau alas kaki yang nyaman. Di area Tawaf (lantai marmer), Anda tidak menggunakan alas kaki.
  • **Fokus pada Ibadah dan Doa:** Jaga konsentrasi Anda. Alihkan perhatian dari keramaian. Ingat bahwa Anda sedang berada di tempat paling mulia.
  • **Mempelajari Denah Lokasi:** Familiarisasi diri dengan tata letak Masjidil Haram, lokasi Hajar Aswad, Maqam Ibrahim, bukit Safa dan Marwah, serta tempat-tempat wudhu dan toilet.
  • **Bersabar:** Kepadatan adalah hal biasa. Bersabar dan jangan mudah terpancing emosi saat berdesak-desakan.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Beberapa kesalahan sering terjadi yang dapat mengurangi kesempurnaan atau bahkan membatalkan ibadah Tawaf dan Sai:

  • **Salah Menghitung Putaran/Perjalanan:** Tidak yakin atau salah menghitung jumlah putaran Tawaf atau Sai (harus 7). Fokus saat menghitung atau gunakan alat bantu.
  • **Berdesak-desakan Secara Berlebihan:** Terlalu memaksakan diri untuk mendekat ke Hajar Aswad atau Maqam Ibrahim hingga menyakiti diri sendiri atau orang lain. Istilam dari jauh saat ramai lebih utama.
  • **Mengabaikan Kebersihan Diri dan Pakaian:** Memastikan pakaian dan badan suci dari najis adalah syarat sah Tawaf.
  • **Berhenti di Tengah Lintasan Tanpa Alasan Mendesak:** Berhenti lama di tengah jalur dapat mengganggu alur jamaah lain. Menepi jika memang ada kebutuhan.
  • **Tidak Menjaga Pandangan atau Banyak Bercanda:** Tawaf dan Sai adalah ibadah. Jaga pandangan dan fokus pada kekhusyukan.
  • **Tidak Menghadap Kiblat Saat Memulai dari Safa/Marwah:** Saat memulai di Safa atau tiba di Marwah dan berdoa, sunnahnya adalah menghadap ke arah Ka’bah (jika terlihat).
  • **Melaksanakan Sai Sebelum Tawaf:** Dalam Umroh dan mayoritas kasus Haji, Sai harus dilakukan setelah Tawaf.
  • **Menganggap Ramal dan Idhtiba’ Wajib:** Kedua amalan ini adalah sunnah, bukan wajib atau rukun. Tawaf tetap sah tanpa melakukannya, terutama jika kondisi tidak memungkinkan.

Pertanyaan Umum Seputar Tawaf dan Sai

Bagi jamaah yang baru pertama kali melaksanakan Umroh atau Haji, wajar jika muncul banyak pertanyaan. Berikut beberapa tanya jawab seputar **panduan Tawaf dan Sai**.

Apa saja rukun dan syarat sah Tawaf dan Sai?
**Tawaf:** Rukun utamanya adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 putaran. Syarat sahnya meliputi: niat, dilakukan di dalam Masjidil Haram, suci dari hadas besar/kecil dan najis, menutup aurat, Ka’bah di sisi kiri, memulai dari Hajar Aswad, dan yakin 7 putaran.
**Sai:** Rukun utamanya adalah berjalan bolak-balik antara Safa dan Marwah sebanyak 7 kali perjalanan. Syarat sahnya meliputi: niat, dimulai dari Safa, diakhiri di Marwah, dan yakin 7 kali perjalanan. Kesucian dari hadas bukanlah syarat sah Sai.

Bagaimana cara mengatasi keramaian yang sangat padat saat melaksanakan Tawaf atau Sai?
Sabar dan kendalikan emosi adalah kunci utama. Fokus pada langkah kaki dan ikuti alur pergerakan massa. Jika memungkinkan, cari jalur yang agak di pinggir atau di lantai atas. Hindari membawa tas besar atau barang bawaan yang mengganggu.

Jika saya lupa sudah berapa putaran saat Tawaf atau Sai, apa yang harus saya lakukan?
Jika ragu mengenai jumlah putaran atau perjalanan, ambillah jumlah yang paling sedikit Anda yakini. Misalnya, jika ragu apakah sudah 3 atau 4, anggaplah baru 3, lalu lanjutkan hingga yakin mencapai 7. Lebih baik menambah sebagai kehati-hatian daripada kekurangan.

Bagaimana pelaksanaan Tawaf dan Sai bagi jamaah yang sakit atau memiliki keterbatasan fisik?
Syariat Islam memberikan kemudahan. Jamaah yang tidak mampu berjalan diperbolehkan melaksanakan Tawaf dan Sai menggunakan kursi roda atau skuter listrik. Saat ini tersedia layanan penyewaan alat bantu tersebut di Masjidil Haram, seringkali dengan jalur khusus.

Menyempurnakan Ibadah Tawaf dan Sai Anda

Tawaf dan Sai adalah dua pilar penting dalam ibadah Haji dan Umroh. Lebih dari sekadar gerakan fisik, keduanya adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah, meneladani perjuangan para nabi, dan merenungi kebesaran-Nya. Bagi Anda calon jamaah **Haji Umroh Bandung**, memahami **rukun Tawaf dan Sai** serta tata cara pelaksanaannya adalah langkah awal yang krusial.

Saat berada di Tanah Suci, fokuslah pada kekhusyukan, keikhlasan, dan kesabaran. Setiap langkah Tawaf dan Sai adalah kesempatan untuk berzikir, berdoa, dan memohon ampunan. Rasakan kehadiran Allah di setiap momen. Jika menghadapi kesulitan atau keramaian, ingatlah bahwa ini adalah bagian dari ujian dan perjuangan dalam ibadah.

Memiliki bimbingan yang tepat di Tanah Suci juga sangat membantu. Pembimbing dari Albahjah Travel akan mendampingi jamaah **Haji Umroh Bandung** dalam pelaksanaan tawaf dan sai, memastikan setiap langkah dilakukan dengan benar sesuai tuntunan syariat, serta memberikan ketenangan jiwa selama beribadah. Dengan bimbingan profesional, Anda bisa fokus sepenuhnya pada kekhusyukan ibadah tanpa dibebani keraguan atau kebingungan. Semoga Allah SWT menerima seluruh rangkaian ibadah Tawaf dan Sai Anda, serta menjadikan Haji dan Umroh Anda mabrur. Pelajari lebih lanjut mengenai paket Haji dan Umroh dari Albahjah Travel serta bimbingan yang akan Anda dapatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share Artikel :

Hubungi kami di : tel:+6287720483888

Kirim email ke kamialbarjah@gmail.com